Bhinneka Tunggal Ika Dalam Pancasila Dituangkan Dalam Sila Berapa

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia. Arti dari simbol tersebut adalah berbeda-beda tetapi tetap satu meski ada perbedaan namun tetap harus bersatu.

Bhinneka Tunggal Ika sendiri terdapat pada Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Kakawin berbahasa Jawa Kuno itu ditulis olehnya pada masa kekuasaan Raja Majapahit, Hayam Wuruk tepatnya pada akhir abad ke-14.

Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Di halaman 101, kita diminta untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika.

Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Berikut ini Bobo akan berikan alternatifnya. Simak, yuk!

Kekayaan Budaya dan Keunikan

Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan, tradisi, kesenian, dan bahasa. Keempat aspek warisan para leluhur itulah yang harus kita jaga hingga akhir hayat.

Persatuan dalam Perbedaan

Walau banyak perbedaan, hal itu tidak boleh dijadikan alasan bagi rakyat Indonesia untuk bersatu. Setiap rakyat Indonesia harus menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.

Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai sejarah dan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Kitab Sutasoma. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai Pancasila ya!

Editor: Johnny Johan Sompotan

From Simple English Wikipedia, the free encyclopedia

Bhinneka Tunggal Ika (English: "It is different, [yet] it is one") is Indonesia's official national motto. It's written on the emblem of Indonesia, called the Garuda Pancasila. The phrase means "Unity in Diversity" in Old Javanese. This motto is also in Indonesia's Constitution, in article 36A. It talks about Indonesia being united and whole even though it has many cultures, languages, ethnicities, religions, and beliefs.[1]

The words come from an Old Javanese poem called Kakawin Sutasoma, written by Mpu Tantular, a famous poet in Javanese Literature during the time of the Majapahit empire in the 14th century. King Rājasanagara, also known as Hayam Wuruk, was ruling then.[2]

Bobo.id - Pada materi PPKn kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Seperti kita tahu, Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan keragaman. Mulai dari suku, agama, dan ras.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah semboyan yang mampu membentuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Semboyan bangsa Indonesia berbunyi Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetap satu jua.

Tak hanya dijadikan semboyan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika juga harus jadi pedoman dalam kehidupan.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam lambang negara Garuda Pancasila

Setelah kemerdekaan, kata Bhinneka Tunggal Ika dari Buku Sutasoma digunakan kembali oleh bangsa Indonesia.

Sebab, hal ini sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki banyak perbedaan latar belakang.

Perbedaan atau keberagaman pada masyarakat Indonesia ini meliputi suku, agama, ras, budaya, dan lainnya.

Meski hidup di tengah keberagaman, masyarakat harus tetap bersatu untuk meraih kedaulatan Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika dirasa sangat cocok untuk membentuk bangsa yang kokoh di tengah banyak perbedaan.

Karena Bhinneka Tunggal Ika sudah mendarah daging, maka semboyan ini jadi bagian lambang Garuda Pancasila.

Baca Juga: Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Persatuan, Materi PPKn

Telah menjadi semboyan nasional, maka Bhinneka Tunggal Ika mengalami pergeseran makna asli.

Sejak jadi semboyan nasional, pengertian Bhinneka Tunggal Ika tidak lagi berkaitan dengan suatu keyakinan tertentu.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam lambang negara Garuda Pancasila adalah berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Warisan Budaya Indonesia Foundation Hadirkan Gathering Bhinneka Tunggal Ika, Ini Tujuannya

Istilah Bhinneka Tunggal Ika ini bersumber dari bahasa Sansekerta. Bhinneka berasal dari gabungan kata suku kata Bhinna yang artinya berbeda-beda dan Ika yang artinya itu atau tunggal.

Menurut Sri Wintala Achmad pada bukunya yang berjudul Pesona dan Sisi Kelam Majapahit, kitab Sutasoma berisikan mengenai hal-hal religius yang berhubungan dengan Buddha Mahayana dan agama Siwa. Tak hanya itu, Kitab Sutasoma juga berisikan pentingnya sikap toleransi dalam perbedaan agama.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada Kitab Sutasoma pada pupuh 139 bait 5. Berikut inilah isinya: Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Sejak saat itulah Bhinneka Tunggal Ika digunakan pertama kali di Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang digelar tepatnya pada 11 Februari 1950.

Usulan Bhinneka Tunggal Ika yang diajukan oleh Sultan Hamid II sebagai semboyan negara Indonesia. Kemudian, semboyan itu akhirnya diperkenalkan pada 17 Agustus 1950.

Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika yakni sebagai berikut:

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma

Bhinneka Tunggal Ika ditulis dalam Buku Sutasoma karangan Mpu Tantular pada masa Majapahit sekitar abad ke-14.

Kutipan frasa 'Bhinneka Tunggal Ika' sendiri ada dalam petikan pupuh 139 bait 5 pada Kakawin Sutasoma.

Jika diartikan tiap kata, Bhinneka berarti 'beraneka ragam', tunggal berarti 'satu', dan ika memiliki arti 'itu'.

Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti harfiah yakni 'beraneka ragam itu satu' atau berbeda-beda tetapi satu juga.

Baca Juga: 20 Contoh Sikap yang Mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika, Materi Kelas 5 SD

Secara umum, Buku Sutasoma membahas tentang perbedaan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.

Untuk itu, diajarkan toleransi kehidupan beragama untuk hidup berdampingan dengan rukun dan damai.

Lebih lanjut, meski Hindu-Buddha merupakan dua ajaran berbeda, perbedaan itu tak boleh memecah belah.

Ini karena kebenaran dalam keyakinan apa pun nantinya akan bermuara pada hal yang satu, teman-teman.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma terkait keyakinan Hindu-Buddha yang melebur jadi satu.

Semboyan ini digunakan untuk mendamaikan masyarakat pemeluk agama Hindu dan Buddha di masa Majapahit.

Apa yang dimaksud Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa?

Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Sutasoma diambil dari kalimat lengkap Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

Dalam aksara latin, bait lengkap Bhinneka Tunggal Ika berbunyi: “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.”

Terjemahannya: “konon antara ajaran Buddha dan Hindu berbeda, namun kapan Tuhan dapat dibagi-bagi, sebab kebenaran Jina dan Siwa adalah tunggal, berbeda itu tapi satu jualah itu, tak ada dharma (jalan kebaktian/kebaikan) yang mendua tujuan.”

Kitab Sutasoma menunjukkan bahwa dalam sejarah Majapahit abad ke-14 semangat toleransi kehidupan beragama sangat tinggi.

Digambarkan bahwa dua agama besar Hindu dan Budha hidup secara bersama dengan rukun dan damai. Kedua agama besar itu beriringan di bawah payung kerajaan, pada jaman pemerintahan raja Hayam Wuruk.

Oleh karena itu meskipun Budha dan Siwa merupakan dua substansi yang berbeda, namun perbedaan itu tidak menimbulkan perpecahan, karena kebenaran Budha dan kebenaran Siwa bermuara pada hal Satu. Mereka memang berbeda, tetapi sesungguhnya satu jenis, tidak ada perbedaan dalam kebenaran.

tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Balqis FallahndaPenulis: Balqis FallahndaEditor: Iswara N Raditya & Balqis Fallahnda

Unity in Diversity, the official national motto of Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Sejarah dan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Kitab Sutasoma perlu diketahui oleh semua orang, tak terkecuali warga negara Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semboyan tersebut dapat kita temukan di Garuda Pancasila.

Makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Makna Bhinneka Tunggal Ika yakni persatuan kebudayaan, adat, dan agama yang dimiliki bangsa Indonesia.

Meski tiap budaya, agama, dan adat punya karakter yang khas hal ini tidak membentuk jurang perbedaan.

Sebaliknya, ini bisa membentuk kepribadian unik, bahkan persatuan dan kesatuan dari masyarakat.

Bersumber dari Adjar.id, makna Bhinneka Tunggal Ika bisa terbagi menjadi lima hal sebagai berikut:

- Perbedaan jadi modal terbentuknya persatuan dan kesatuan.

- Perlu penyaringan budaya agar persatuan dan kesatuan tak terganggu.

- Mendorong persatuan dan kesatuan bangsa yang makin kuat.

- Pilar penting selain UUD 1945 bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 7, Contoh Sikap sesuai Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

- Memperkokoh kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Kesimpulannya, makna Bhinneka Tunggal Ika yakni sebagai alat pemersatu dari berbagai perbedaan yang ada.

Nah, itulah pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.

Di mana letak kutipan Bhinneka Tunggal Ika di Buku Sutasoma?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi

BHINNEKA Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tertulis pada simbol negara, Garuda Pancasila. Frasa Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna berbeda-beda tapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.

Kitab Sutasoma atau Kakawin Sutasoma merupakan karya sastra yang merupakan peninggalan oleh Mpu Tantular. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan tercipta di akhir abad ke-14.

Menurut buku Pesona dan Sisi Kelam Majapahit oleh Sri Wintala Achmad, kitab Sutasoma digubah di bawah naungan Sri Ranamanggala. Gubahan tersebut memuat ide-ide religius, mengenai agama Buddha Mahayana dan hubungannya dengan agama Siwa.

Kitab Sutasoma memiliki rangkuman isi yang menceritakan upaya Sutasoma sebagai titisan Sang Hyang Buddha untuk menegakkan dharma. Dengan melakukan semedi di suatu candi, Sutasoma mendapatkan anugerah dan pergi ke pegunungan Himalaya. Sekembalinya dari sana, Sutasoma dinobatkan sebagai raja bergelar Prabu Sutasoma.